MARI MAJU BERSAMA MENCERDASKAN INDONESIA

Jumat, 05 Juni 2020

Materi

Air di laut, sungai, dan danau menguap karena pengaruh panas dari sinar matahari. Tumbuhan juga mengeluarkan uap air ke udara. Proses penguapan ini disebut evaporasi. Uap air naik dan berkumpul di udara. Lama-kelamaan, udara tidak dapat lagi menampung uap air (jenuh). Proses ini disebut presipitasi (pengendapan). Jika suhunya turun, uap air akan berubah menjadi titik-titik air. Titik-titik air ini membentuk awan. Proses ini disebut kondensasi (pengembunan).
Titik-titik air di awan kemudian akan turun menjadi hujan. Air hujan akan turun di darat maupun di laut. Air hujan itu akan jatuh ke tanah atau perairan. Air hujan yang jatuh di tanah akan meresap menjadi air tanah. Selanjutnya, air tanah akan keluar melalui sumur. Air tanah juga akan merembes ke danau atau sungai. Air
hujan juga ada yang jatuh ke perairan, misalnya sungai atau danau. Kondisi ini akan menambah jumlah air di tempat tersebut. Air di sungai akan mengalir ke laut. Di lain pihak sebagian air di sungai dapat menguap kembali. Air sungai yang menguap membentuk awan bersama dengan uap dari air laut dan tumbuhan. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam daur air. Dari sini dapat disimpulkan bahwa jumlah air di Bumi secara keseluruhan cenderung tetap. Hanya wujud dan tempatnya yang berubah.

Daur air merupakan sirkulasi (perputaran) air secara terus-menerus dari bumi ke
atmosfer dan kembali ke Bumi. Daur air ini terjadi melalui proses evaporasi (penguapan), presipitasi (pengendapan), dan kondensasi (pengembunan). Perhatikan skema proses daur air di bawah ini!

Hari ini cuaca cerah sekali. Murid-murid kelas V sedang berada di kolam renang, bersiap untuk berlatih beberapa gaya renang yang telah mereka pelajari. Beni menyapa Udin yang sedang sibuk melakukan pemanasan. Udin tampak tak sabar, ingin segera memulai kegiatan berenang.
“Hore! Hari yang cerah untuk berenang!” seru Udin.
“Wah, Udin semangat sekali! Pasti kamu ingin segera melatih gaya berenangmu, ya, Din? Kamu memang jago berenang, Din!” kata Beni.
“Ha ha ha, bisa saja kamu, Ben. Iya, aku memang ingin segera berlatih. Aku masih belum bisa melakukan beberapa gerakan dalam gaya dada. Ah, itu Pak Guru! Aku mau menyempurnakan gaya dadaku, ah!” kata Udin sambil meninggalkan Beni.
Bagaimana cara melakukan renang gaya dada yang benar?
Murid-murid telah berada di dalam kolam renang. Secara berpasangan, mereka saling mengamati dan membantu pasangannya melakukan gerakan renang yang benar. Beni dan Udin berenang berpasangan dan tampak senang dalam pelajaran renang kali ini.
“Brrr..! Segarnya berenang!” seru Udin. “Seandainya aku masih bisa berenang setiap hari di sungai dekat rumahku!
“Memangnya ada apa dengan sungai dekat rumahmu? Bukankah sungai itu bersih dan cukup banyak airnya?” tanya Beni heran.
“Bersih, memang, tapi jumlah airnya terus menurun dengan cepat. Terakhir aku ke sana, hampir tak ada lagi cukup air untuk berenang. Aku perhatikan, akhir-akhir ini, air sungai itu cepat sekali berkurang. Padahal sekarang belum masuk musim kemarau!” ujar Udin sedih.
“Wah, gejala yang cukup menyedihkan. Bagaimana kita dapat berenang, jika airnya terus berkurang, ya? Kira-kira apa yang menyebabkan jumlah air dapat berkurang seperti itu?” tanya Beni.

Gaya dada adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air. Batang tubuh selalu dalam keadaan tetap. Kedua belah kaki menendang ke arah luar. Sementara kedua belah tangan diluruskan di depan. Kedua belah tangan dibuka ke samping, seperti gerakan membelah air agar badan maju lebih cepat ke depan. Gerakan tubuh meniru gerakan katak sedang berenang. Pernapasan dilakukan ketika mulut berada di permukaan air, setelah satu kali gerakan tangan-kaki atau dua kali gerakan tangan-kaki. Sumber: Wikipedia

Berkurangnya volume atau jumlah air dapat terjadi karena tingginya proses penguapan. Proses penguapan adalah perubahan air menjadi uap air karena panas (sinar matahari atau dipanaskan di atas api) dan angin. Proses penguapan adalah bagian dari daur air.
Sumber: Scott Foresman. 2008. Science




0 komentar:

Posting Komentar